Iseng dengan pada suatu ketika, kan saya browsing browsinglah begitu ya.
Ternyata dari tribunnews ada sebuah artikel yang menarik menurut saya.
Semoga ini juga menariklah buat kamu yang membaca ini. Artikel tersebut
membahas kenapa rata-rata di rumah makan Padang yang sebenarnya harusnya
disebut Minang karena yang menjual nasi di ini di rantau tak hanya
orang dari Padang saja. Ada dari Payakumbuah, dari Bukittinggi, dari
Piaman Luas bagai. Tapi bagaimanalah lagi, sudah terlanjur di cap dan
diberi nama Rumah Makan Padang dengan Nasi padang, Nasi Padang ououo
seperti nyanyi di Kvitland itu ha.
Dari kata Uda Surya Suryadi, di blognya niadilova.wordpress.com
nama Restoran Padang katanya ditemukan pada sebuah iklan tempo dulu.
Mereknya itu Padangsch Restaurant – Gontjang Lidah. Tempat lokas rumah
Makan Gontjang lidah ini ada di Cirebon. Empunya B Ismail Naim. Iklan
ini ada di harian Pemandangan pada tahun 1937 terbitan dari Batavia
alias Betawi.
Kedua, sama sama kita tahulah kalau masakan Minang ini banyak kuahnya. Kalau makan terlampau enak itu, bisa ber-si-lemak-peak, keluar peluh. Kalau ada kaa kan bisa terlihat peluh sebesar biji jagung itu, atau mulut yang bersilemakpeak ini. Perut kenyang, tapi kita bisa tetap rapi dan bersih setelah makan.
Ketiga, Ini buat si penjaga rumah makan itu. Mereka bisa memantau apa yang dimakan oleh si pengunjung. Singkatnya untuk menghindari orang orang yang cerdik buruk, yang mencurilah ya.