Ilham - Call / WA +6281267 45797...........

Ceramah Buya Hamka, Pegangan Hidup

Katiko ambo punyo banyak kuota perai dek karano baru bali kartu perdana baru dari operator bawarna sirah, ambo bukak Youtube. Tapi wakatu tu binguan juo, a lah ka di tonton. Antah dari ma sampai ma tibo tibo ado Rekomendit Video nyo tu tantang caramah Buya Hamka.

Kok disabuik Buya Hamka ko, antahlah rugi bana rasonyo yang indak tahu jo Buya ko. Iyo walaupun ambo ndak tahu banyak pulo eh, tapi saindaknya kalau kito lai nonton pilem Dibawah Lindungan Ka'bah, itu Buya Hamka nan mambuek carito nyo mah.

Tapi kini ambo ndak bacurito tantang Kisah Di Bawah Lindungan Ka'bah ko. Adolah katiko ambo bukak Youtube ko, ado ceramah Buya Hamka tantang Pegangan Hidup. Yo, lasuah sakali danga. Sudah tu ambo puta baliak, ambo cataik nan paralu. Iko catatan ambo dari inti ceramah Pegangan Hidup Buya Hamka ko. Walaupun kato-katonyo indak samo persis, tapi insyallah intinyo mungkin lai tasampaikan.
Di riwayatkan dulu ketika Rasulullah hendak pergi ke Masjid dari rumahnya, tepat saat matahari sepenggal di atas kepala, kota Madinah. Lalu nabi melihat seorang pemuda yang berwajah murung. Lalu nabi bertanya pada pemuda itu, apa alasan sang pemuda tersebut bersedih.

Ternyata utang lama, janji dekat - itulah yang menjadi alasan kenapa pemuda tersebut bersedih. Di saat itu juga nabi mengatakan bahwasanya apakah si pemuda tersebut mau atau tidak diajarkan nabi doa agar terbebas dari lilitan Hutang. Kemudian nabi mengajarkan doa agar terbebas dari lilitan hutang tersebut yaitu,

للَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ  
 
Bacaanya:
Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazan, wa a’udzubika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzubika minal jubni wal buhkl, wa a’udzubika min ghalabatid-daini wa qahrir-rijaal

Artinya:
"Ya Allah, aku berlindung pada-Mu duka cita dan kesusahan, dan aku berlindung pada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada-Mu dari berhutang dan kuasa manusia"

Ada 8 perkara yang kita minta untuk dijauhkan tersebut adalah,

Duka Cita dan Kesusahan

Kehidupan tidak berlangsung di atas saja. Mungkin ada masanya kita jatuh. Inilah yang namanya hidup. Tetapi yakinlah pepatah lama telah mengatakan 'tidak ada kusut yang tidak selesai, tidak ada keruh yang tidak akan jernih'. Jika kita berada terus dalam kesusahan ini, tentunya pikiran akan rusuh dan gelap saja ke depannya.

Begitu juga dengan duka cita. Mungkin banyak sebab yang membuat seseorang berduka cita, kehilangan, kematian, yang ditunggu tidak datang yang dicari tidak bersua. Tetapi kita tidak boleh larut dalam duka cita semacam ini secara terus menerus.

Lemah dan Malas

Lemah, termasuk lemah dalam pikiran - mudah menyerah. Ini adalah masalah, belum pergi sudah kembali - alun pai inyo lah baliak. Mata muram, jalan lunglai, seolah tidak ada harapan lagi dalam hidupnya.

Kemudian malas, duduk bermalas malasan tetapi cita cita banyak. Angan-angan tinggi. Sebagaimana kata pepatah lama juga,
Mati Belanda karena pangkatMati Cina karena kayaMati Keling karena makananMati Melayu (Indonesia) karena angan-angan.

Bakhil dan Pengecut

Bakhil, orang kikir. Pengumpul harta dengan tujuan menguasai harta tetapi pada akhirnya dia yang dikuasai harta tersebut. Cari uang untuk disimpan, gunaya entah untuk apa, faedahnya apa?
Diriwayatkan juga dahulu saudagar kaya dari Medan, orang sudah musim memiliki mobil. Namun si saudagar meskipun kaya tidak mau membeli mobil untuk dirinya. Sementara anaknya sendiri telah membeli mobil. Kemudian orang orang bertanya, 'Tuan Kenapa Tuan tidak naik mobil saja, sementara anak tuan telah mempunyai mobil'. Lalu jawab si saudagar tadi,
' Saya anak orang miskin, anak saya yang anak orang kaya'. Itulah contoh orang yang Bakhil terhadap dirinya sendiri.

Pengecut, ini adalah sebuah kegagalan. Separo kehidupannya telah gagal. Ibarat seperti seorang pedagang, kalau rugi modalnya habis itu masih tidak apa-apa. Tetapi, jika keberanian nya yang telah hilang, separuh kehidupannya telah habis. Bagaimana bisa bangkit lagi jika tidak ada rasa berani dalam diri. Yang namanya adat berdagang, rugi atau laba sudah biasa. Dalam pantun lama juga disebutkan,
Putuslah tali layang layang
Robek Kertas tentang Bingkai
Hidup jangan mengepalang
Tidak kaya berani pakai
Artinya mengepalang disini adalah tanggung tanggung. Jikapun tidak kaya karena harta, setidaknya bisa menggunakan keberanian.

Hutang dan Kuasa Manusia

Inilah yang harus dicegah dan dihindari dalam hidup kita berikutnya berutang. Sempit rasanya dunia jika hidup dalam hutang. Malam mata tak tidur, siang tak berani keluar, sempit. Nabi sangat menyarankan sedapat dapat janganlah berhutang. Jika mau pergi ke mana-mana selalu diarungi rasa takut akan ada yang menagih hutang.

Kuasa manusia, tidak memiliki kemerdekaan pribadi. jadinya hidup tidak bebas, banyak rasa segan. Mungkin karena terlalu banyak utang budi, akhirnya kebebasan tertutup, kemerdekaan jiwa ditekan.

Itunyo isi ceramah Buya Hamka tentang pegangan hidup. Sakali lai ambo minta maaf jiko kato-katonyo ndak pas bana jo kato-kato Buya Hamka, maklumlah samo jo anak anak mancataik ceramah ramadhan, indak mungkin tasalin barasiah kato-kato dari nan maagiah ceramah. Itu inti-intinyo saja. Nan labiah langkoknyo bisa didanga di : [ Pegangan Hidup - Buya Hamka]. (kontribusi: Israf Maulana)