Ceramah Buya Hamka, Pegangan Hidup
Katiko ambo punyo banyak kuota perai dek karano baru bali kartu perdana
baru dari operator bawarna sirah, ambo bukak Youtube. Tapi wakatu tu
binguan juo, a lah ka di tonton. Antah dari ma sampai ma tibo tibo ado
Rekomendit Video nyo tu tantang caramah Buya Hamka.
Kok disabuik Buya Hamka ko, antahlah rugi bana rasonyo yang indak tahu
jo Buya ko. Iyo walaupun ambo ndak tahu banyak pulo eh, tapi saindaknya
kalau kito lai nonton pilem Dibawah Lindungan Ka'bah, itu Buya Hamka nan
mambuek carito nyo mah.
Tapi kini ambo ndak bacurito tantang Kisah Di Bawah Lindungan Ka'bah ko.
Adolah katiko ambo bukak Youtube ko, ado ceramah Buya Hamka tantang
Pegangan Hidup. Yo, lasuah sakali danga. Sudah tu ambo puta baliak, ambo
cataik nan paralu. Iko catatan ambo dari inti ceramah Pegangan Hidup
Buya Hamka ko. Walaupun kato-katonyo indak samo persis, tapi insyallah
intinyo mungkin lai tasampaikan.
Di riwayatkan dulu ketika Rasulullah hendak pergi ke Masjid dari rumahnya, tepat saat matahari sepenggal di atas kepala, kota Madinah. Lalu nabi melihat seorang pemuda yang berwajah murung. Lalu nabi bertanya pada pemuda itu, apa alasan sang pemuda tersebut bersedih.
Ternyata utang lama, janji dekat - itulah yang menjadi alasan kenapa pemuda tersebut bersedih. Di saat itu juga nabi mengatakan bahwasanya apakah si pemuda tersebut mau atau tidak diajarkan nabi doa agar terbebas dari lilitan Hutang. Kemudian nabi mengajarkan doa agar terbebas dari lilitan hutang tersebut yaitu,
Di riwayatkan dulu ketika Rasulullah hendak pergi ke Masjid dari rumahnya, tepat saat matahari sepenggal di atas kepala, kota Madinah. Lalu nabi melihat seorang pemuda yang berwajah murung. Lalu nabi bertanya pada pemuda itu, apa alasan sang pemuda tersebut bersedih.
Ternyata utang lama, janji dekat - itulah yang menjadi alasan kenapa pemuda tersebut bersedih. Di saat itu juga nabi mengatakan bahwasanya apakah si pemuda tersebut mau atau tidak diajarkan nabi doa agar terbebas dari lilitan Hutang. Kemudian nabi mengajarkan doa agar terbebas dari lilitan hutang tersebut yaitu,
للَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Bacaanya:
Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazan, wa a’udzubika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzubika minal jubni wal buhkl, wa a’udzubika min ghalabatid-daini wa qahrir-rijaal
Artinya:
"Ya Allah, aku berlindung pada-Mu duka cita dan kesusahan, dan aku berlindung pada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada-Mu dari berhutang dan kuasa manusia"
Ada 8 perkara yang kita minta untuk dijauhkan tersebut adalah,
Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazan, wa a’udzubika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzubika minal jubni wal buhkl, wa a’udzubika min ghalabatid-daini wa qahrir-rijaal
Artinya:
"Ya Allah, aku berlindung pada-Mu duka cita dan kesusahan, dan aku berlindung pada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada-Mu dari berhutang dan kuasa manusia"
Ada 8 perkara yang kita minta untuk dijauhkan tersebut adalah,
Duka Cita dan Kesusahan
Kehidupan tidak berlangsung di atas saja. Mungkin ada masanya kita
jatuh. Inilah yang namanya hidup. Tetapi yakinlah pepatah lama telah
mengatakan 'tidak ada kusut yang tidak selesai, tidak ada keruh yang
tidak akan jernih'. Jika kita berada terus dalam kesusahan ini, tentunya
pikiran akan rusuh dan gelap saja ke depannya.
Begitu juga dengan duka cita. Mungkin banyak sebab yang membuat
seseorang berduka cita, kehilangan, kematian, yang ditunggu tidak datang
yang dicari tidak bersua. Tetapi kita tidak boleh larut dalam duka cita
semacam ini secara terus menerus.
Lemah dan Malas
Lemah, termasuk lemah dalam pikiran - mudah menyerah. Ini adalah
masalah, belum pergi sudah kembali - alun pai inyo lah baliak. Mata
muram, jalan lunglai, seolah tidak ada harapan lagi dalam hidupnya.
Kemudian malas, duduk bermalas malasan tetapi cita cita banyak. Angan-angan tinggi. Sebagaimana kata pepatah lama juga,
Mati Belanda karena pangkatMati Cina karena kayaMati Keling karena makananMati Melayu (Indonesia) karena angan-angan.
Bakhil dan Pengecut
Bakhil, orang kikir. Pengumpul harta dengan tujuan menguasai harta
tetapi pada akhirnya dia yang dikuasai harta tersebut. Cari uang untuk
disimpan, gunaya entah untuk apa, faedahnya apa?
Diriwayatkan juga dahulu saudagar kaya dari Medan, orang sudah musim
memiliki mobil. Namun si saudagar meskipun kaya tidak mau membeli mobil
untuk dirinya. Sementara anaknya sendiri telah membeli mobil. Kemudian
orang orang bertanya, 'Tuan Kenapa Tuan tidak naik mobil saja, sementara
anak tuan telah mempunyai mobil'. Lalu jawab si saudagar tadi,
' Saya anak orang miskin, anak saya yang anak orang kaya'. Itulah contoh orang yang Bakhil terhadap dirinya sendiri.
Pengecut, ini adalah sebuah kegagalan. Separo kehidupannya telah gagal.
Ibarat seperti seorang pedagang, kalau rugi modalnya habis itu masih
tidak apa-apa. Tetapi, jika keberanian nya yang telah hilang, separuh
kehidupannya telah habis. Bagaimana bisa bangkit lagi jika tidak ada
rasa berani dalam diri. Yang namanya adat berdagang, rugi atau laba
sudah biasa. Dalam pantun lama juga disebutkan,
Putuslah tali layang layang
Robek Kertas tentang Bingkai
Hidup jangan mengepalang
Tidak kaya berani pakai
Artinya mengepalang disini adalah tanggung tanggung. Jikapun tidak kaya karena harta, setidaknya bisa menggunakan keberanian.
Hutang dan Kuasa Manusia
Inilah yang harus dicegah dan dihindari dalam hidup kita berikutnya
berutang. Sempit rasanya dunia jika hidup dalam hutang. Malam mata tak
tidur, siang tak berani keluar, sempit. Nabi sangat menyarankan sedapat
dapat janganlah berhutang. Jika mau pergi ke mana-mana selalu diarungi
rasa takut akan ada yang menagih hutang.
Kuasa manusia, tidak memiliki kemerdekaan pribadi. jadinya hidup tidak
bebas, banyak rasa segan. Mungkin karena terlalu banyak utang budi,
akhirnya kebebasan tertutup, kemerdekaan jiwa ditekan.
Itunyo isi ceramah Buya Hamka tentang pegangan hidup. Sakali lai ambo
minta maaf jiko kato-katonyo ndak pas bana jo kato-kato Buya Hamka,
maklumlah samo jo anak anak mancataik ceramah ramadhan, indak mungkin
tasalin barasiah kato-kato dari nan maagiah ceramah. Itu inti-intinyo
saja. Nan labiah langkoknyo bisa didanga di : [ Pegangan Hidup - Buya Hamka]. (kontribusi: Israf Maulana)